The Gods Must Be Crazy adalah salah satu film komedi legendaris. Film ini menceritakan tentang seseorang yang bernama Xi dari suku Bushman San dari Gurun Kalahari. Suku ini sangat terpencil dari luar dunia. Mereka tidak mempunyai aturan kepemilikan dan tidak mempunyai konsep uang.
Masalah bermula ketika ada sebuah botol kosong coca cola yang jatuh di lemparkan dari atas pesawat dan jatuh di sekitaran tempat tinggal Xi.Pada awalnya, botol itu dianggap sebagai pemberian Dewa ( Godz ).
Waktu demi waktu, para penduduk Bushman San menyadari kalau ternyata botol kaca Coca Cola itu bisa di pakai untuk menghaluskan bahan makanan hingga menjadi alat kerajinan.
Dengan fungsi serba guna yang Anda miliki, dan hanya ada satu barang, semua orang jadi berebut untuk meilikinya. Pertengkaran demi konflik pun terjadi, Konsep kepemilikan mulai muncul dan botol Coca Cola tersebut adalah sumber masalah.
Bersama dengan para suku tertua, Xi pun merasa jika dewa sedang gila, karena dewa menjatuhkan barang yang malah memberikan dampak buruk bagi sukunya.
Pada akhirnya, demi menyelamatkan keharmonisan suku dan desanya, Xi berencana untuk membuang botol itu sejauh mungkin sampai ke ujung dunia. Saat perjalanan menuju ke ujung dunia Xi menemukan banyak sekali petualangan dan kisah-kisah menarik, serta karakter-karakter baru.
Baca Juga : The Mask – Jim Carrey Jadi Manusia Topeng Ajaib Nan Nyentrik
Perilisan Film
The Gods Must Be Crazy di buat dan di rilis di Afrika pada 10 September 1980 oleh
Star Kinekor, dan memecahkan rekor box office beberapa kali di negaranya,
menjadi salah satu film Afrika tersukses secara finalis yang pernah dibuat pada saat itu.
Filem ini sukses secara komersial dan mendapatkan beberapa kritis positif dari negara-negara lain. Tetapi membutuhkan beberapa waktu untuk menemukan kesuksesan di Amerika Serikat,
di mana film ini akhirnya dirilis kembali pada 1984 oleh 20th Century Fox, dengan dialog
asli dari Afrikaans yang dialihkan bahasa ke bahasa Inggris.
DOWNLOAD FILM: The Gods Must Be Crazy (1980)
Meski sukses, film ini mendapat banyak kritik karena menggambarkan tentang
ras dan ke tidak tahuan yang di sembunyikan tentang aparthaid dan diskriminasi di Afrika Selatan.